Rabu, 30 Desember 2015

Tulisan Karya Ilmiah Sendiri















BAHASA SLANG PADA KOMUNITAS CREMBOL DI BANARAN






Oleh:


Nama : Aditya Denny Sundoro


NIM : 2601413085


Rombel : 3


Mata Kuliah : Sosiolinguistik






JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2015









BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan. Di dalam sosiolinguistik terdapat variasi bahasa yang diantaranya adalah bahasa slang. Variasi bahasa adalah ragam bahasa. Bahasa slang adalah bahasa yang digunakan oleh sekelompok orang tertentu dan yang memahami adalah orang tertentu itu tersebut. Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas crembol adalah komunitas anak muda daerah Banaran, Gunungpati. Banaran adalah salah satu dukuh di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Komunitas Crembol mempunyai bahasa slang yang hanya dipahami oleh anggota komunitas Crembol Sendiri.


1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana bahasa slang yang digunakan oleh komunitas crembol ?

2. Bagaimana keunikan bahasa yang digunakan oleh komunitas crembol ?


1.3 Manfaat Penelitian


1. Dapat memahami bahasa slang yang digunakan oleh komunitas crembol


2. Dapat mengetahui keunikan bahasa yang digunakan oleh komunitas crembol


1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi penyelesaian tugas akhir pada mata kuliah Sosiolinguistik serta memahami bahasa slang pada komunitas Crembol.





BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Bahasa


Studi bahasa adalah suatu bidang studi yang sifatnya multidisipliner, di samping sebagai disiplin tersendiri, studi bahasa banyak melibatkan disiplin-disiplin ilmu pengetahuan yang lain. Sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan. Sosiolinguistik menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakaiannya di dalam masyarakat. Pemakaian bahasa (language use) adalah bentuk interaksi social yang terjadi dalam situasi kongkret. Sebagai gejala social, bahasa dan pemakaian bahasa tidak hanya ditentukan oleh factor-faktor linguistic tetapi juga factor-faktor nonlinguistic yaitu factor social dan factor situasional. Factor social antara lain: status social, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, dan jenis kelamin. Sedangkan factor situasional antara lain: siapa berbicara dengan bahasa apa. Kepada siapa, kapan, dimana, dan mengenai masalah apa. Adanya factor social dan situasional mempengaruhi pemakaian bahasa maka timbulah variasi-variasi bahasa.


2.2 Variasi Bahasa


Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri


Variasi bahasa menunjukkan bahwa bahasa atau lebih tepatnya pemakaian bahasa itu bersifat aneka ragam (heterogen). Sosiolinguistik menyoroti keseluruhan masalah yang berhubungan dengan organisasi social perilaku bahasa, tidak hanya mencakup pemakaian bahasa saja, melainkan juga sikap-sikap bahasa, perilaku terhadap bahasa dan pemakaian bahasa. Variasi Bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Dalam hal variasi bahasa ini ada dua pandangan. Pertama, variasi itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Kedua pandangan ini dapat saja diterima ataupun ditolak. Yang jelas, variasi bahasa itu dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan didalam masyarakat sosial. Namun Halliday membedakan variasi bahasa berdasarkan pemakai (dialek) dan pemakaian (register). Berikut ini akan dibicarakan variasi-variasi bahasa tersebut, dimulai dari segi penutur ataupun dari segi penggunanya.


1. Variasi dari Segi Penutur


a. idiolek, merupakan variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Setiap orang mempunyai idiolek masing-masing. Idiolek ini berkenaan dengan “warna” suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dsb. Yang paling dominan adalah warna suara, kita dapat mengenali suara seseorang yang kita kenal hanya dengan mendengar suara tersebut Idiolek melalui karya tulis pun juga bisa, tetapi disini membedakannya agak sulit.


b. dialek, yaitu variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada di suatu tempat atau area tertentu. Bidang studi yang mempelajari tentang variasi bahasa ini adalah dialektologi.


c. kronolek atau dialek temporal, yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Sebagai contoh, variasi bahasa Indonesia pada masa tahun tiga puluhan, lima puluhan, ataupun saat ini.


d. sosiolek atau dialek sosial, yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan dan kelas sosial para penuturnya. Dalam sosiolinguistik variasi inilah yang menyangkut semua masalah pribadi penuturnya, seperti usia, pendidikan, keadaan sosial ekonomi, pekerjaan, seks, dsb. Sehubungan dengan variasi bahasa yang berkenaan dengan tingkat, golongan, status, dan kelas sosial para penuturnya disebut dengan prokem.


2. Variasi dari Segi Pemakaian


Variasi bahasa berkenaan dengan penggunanya, pemakainya atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam atau register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan dan sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Misalnya, bidang sastra, jurnalistik, pertanian, militer, pelayaran, pendidikan, dsb.


3. Variasi dari Segi Keformalan


Menurut Martin Joos, variasi bahasa dibagi menjadi lima macam gaya (ragam), yaitu ragam beku (frozen); ragam resmi (formal); ragam usaha (konsultatif); ragam santai (casual); ragam akrab (intimate). Ragam beku adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan dalam situasi khidmat dan upacara resmi. Misalnya, dalam khotbah, undang-undang, akte notaris, sumpah, dsb. Ragam resmi adalah variasi bahasa yang digunakan dalam pidato kenegaraan, rapat dinas, ceramah, buku pelajaran, dsb.


Ragam usaha adalah variasi bahasa yang lazim digunakan pembicaraan biasa di sekolah, rapat-rapat, ataupun pembicaraan yang berorientasi kepada hasil atau produksi. Wujud ragam ini berada diantara ragam formal dan ragam informal atau santai.


Ragam santai adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang dangan keluarga atau teman pada waktu beristirahat, berolahraga, berekreasi, dsb. Ragam ini banyak menggunakan bentuk alegro, yakni bentuk ujaran yang dipendekkan.


Ragam akrab adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab, seperti antar anggota keluarga, atau teman karib. Ragam ini menggunakan bahasa yang tidak lengkap dengan artikulasi yang tidak jelas.


4. Variasi dari Segi Sarana


Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan dan tulis atau juga ragam dalam berbahasa dengan menggunakan sarana atau alat tertentu, misalnya bertelepon atau bertelegraf.





2.3 Bahasa Slang


Slang adalah ragam bahasa tidak resmi dan belum baku yang sifatnya musiman. Biasanya digunakan oleh kelompok sosial tertentu untuk berkomunikasi internal agar yang bukan anggota kelompok tidak mengerti. Slang diciptakan dari perubahan bentuk pesan linguistik tanpa mengubah isinya untuk penyembunyian atau kejenakaan. Slang merupakan transformasi sebagian dari suatu bahasa menurut pola-pola tertentu. Akar dari bahasa gaul adalah bahasa prokem. Bahasa prokem merupakan bahasa preman. Preman biasanya memakai bahasa prokem untuk berkomunikasi agar tidak diketahui oleh orang lain yang bukan komunitas preman tersebut. Dewasa ini, bahasa prokem tidak lagi menjadi bahasa “rahasia” melainkan menjadi bahasa gaul di suatu daerah atau komunitas tertentu. Berikut beberapa bentuk bahasa gaul yang sering ditemukan dalam percakapan sehari-hari:


1. Word Clipping


Suatu kata dipendekkan atau dipotong tanpa mengubah maknanya (misal: mike – microphone).


2. Onomatopoeia


Peniruan suara (misal: bang, boom, kukuruyuk).


3. Saying word from behind (malang’s prokem language)


Mengucapkan kata dengan membalikkan kata dari belakang ke depan (misal: ngalam – malang, uka – aku).


4. Menambahkan ‘F’ atau ‘S’ pada setiap suku kata (misal: afakufu mafaufu mafandifi – aku mau mandi)


5. Bahasa gaul selebritis (misal: sutralah – sudahlah, gue – aku, macan tutul – macet total,so what gitu lhoh)


6. Bahasa gaul kaum waria (misal: akika atau ike – aku, HIV – Hasrat Ingin Pipis, gaswat – gawat, makarena – makan)





BAB III
METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Metode


Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode observasi dan wawancara.


1. Metode Observasi


Metode ini dilakukan oleh penulis dengan langsung terjun kelapangan, maksudnya penulis langsung melihat kegiatan dan tuturan dari anggota komunitas Crembol


2. Metode Wawancara


Metode ini dilakukan oleh penulis dengan mewawancarai pihak terkait yaitu Togok dan Brutus selaku anggota dari komunitas crembol.






3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 dan 20 Juni 2015 di Banaran





BAB IV
PEMBAHASAN


Banyak sekali sisi- sisi menarik dari bahasa yang dipakai berkomunikasi sehari-hari untuk diteliti. Sebagai sarana komunikasi bahasa dapat menyebarkan berbagai macam informasi. Bahasa dapat menghubungkan antarpemakainya tanpa batasan ruang dan waktu. Berbagai macam suasana; sedih, gembira, marah, santai ataupun serius dapat dideskripsikan melalui bahasa. Dari berbagai macam bentuk pemakaiannya, bahasa bahkan mampu mengungkapkan jati diri seseorang seperti; jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, hingga karakteristik penutur dan sebagainya.


Bahasa slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Variasi ini digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas dan tidak diketahui oleh kalangan di luar kelompok itu. Komunitas Crembol adalah salah satu contoh pengguna bahasa slang. Komunitas Crembol adalah sekumpulan anak-anak muda di daerah Banaran. mereka memiliki bahasa komunitas sendiri (slang) yang hanya dipahami oleh anggota komunitasnya agar percakapan mereka tidak dimengerti oleh orang lain di luar komunitasnya. Bahasa slang komunitas Crembol memiliki banyak istilah baru atau pemberian makna lain pada istilah umum yang sudah ada dengan cara mengambil kata secara asal tanpa memperhatikan kaidah pembentukan kata. Mereka mengambil kata secara utuh untuk digunakan sebagai kata baru dalam bahasa mereka namun telah terjadi pengubahan makna leksikal secara total, namun banyak pula kata yang tetap mengalami proses perubahan tanpa kaidah, misalnya pada kata – kata berikut:


1. CY yang dibaca CeYe yang artinya adalah congyang. Congyang adalah minuman keras khas dari Semarang


2. Tolik singkatan dari botol cilik yaitu congyang botol kecil


3. Noah yaitu towak


4. KL yang dibaca KaeL yaitu ciu


5. Kopi ireng yaitu congyang


6. Toldi singkatan dari botol gede yaitu congyang botol besar


7. Leci yaitu ciu


8. Gepengan putih yaitu vodka






Begitulah komunitas crembol bersama komunitasnya membentuk ragam bahasa slang agar bahasa mereka tidak dapat dimengerti oleh orang lain di luar komunitasnya. Berikut adalah contoh penggalan percakapan antara dua anggota komunitas crembol:






Togok : “ndes, tuku kopi ireng kono, pengen ki !”


Brutus : “tolik apa toldi?”


Togok : “tolik wae.”


Brutus : “campuri gepengan putih opo ora?”


Togok : “sembarang, san tuku KL mbe leci !”


Brutus : “kan wes ono CY mbek gepengan putih?”


Togok : “KL mbek lecine simpen kulkas kanggo sisuk meneh”






Marte : “wah, noahe wes main”


Argo : “ayo diombe bareng !”






Dialog ini terjadi ketika kedua anggota komunitas tersebut sedang saling berbicara tetapi dalam situasi bercanda. Variasi bahasa dari segi penuturnya, ini termasuk sosiolek khususnya slang karena hanya digunakan oleh komunitas Crembol saja.





BAB V
PENUTUP


5.1 Kesimpulan


Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh semua orang, baik dari kalangan atas maupun kalangan rendah. Itulah yang menyebabkan mengapa banyak sekali variasi dalam bahasa. Variasi bahasa adalah macam-macam bentuk bahasa yang berbeda. Variasi bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Bahasa slang adalah bahasa yang hanya diketahui oleh komunitas tertentu dan orang lain tidak mengerti. Komunitas Crembol mempunyai banyak bahasa slang yang tujuannya agar yang tau adalah anggota mereka sendiri.


5.2 Saran


Penulis melihat bahwa dalam pengerjaan dan penulisan tugas ini dirasa masih kurang sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik sekaligus saran dari pembaca untuk memperbaiki pekerjaan ini.





LAMPIRAN



Gambar 1. Jaket yang dipakai oleh Komunitas Crembol



Gambar 2. Jaket yang dipakai oleh komunitas Crembol





DAFTAR PUSTAKA


Chaer, Abdul. 1994. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.


Sumarsono. 2014. Sosiolinguitik. Yogyakarta: SABDA dan Pustaka Pelajar.


Suwito. 1985. Sosiolinguistik Pengantar Awal. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.


Wikipedia. 2015. “Slang”. https://id.wikipedia.org/wiki/Slang. (diunduh tanggal 12 Juni 2015).


Wikipedia. 2015. “Ragam Bahasa”. https://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa. (diunduh tanggal 13 Juni 2015)


Wikipedia. 2015. “Komunitas”. https://id.wikipedia.org/wiki/Komunitas. (diunduh tanggal 13 Juni 2015).

Jumat, 25 Desember 2015

Resume Buku Sosiolinguistik Pengantar Awal



BAB VII
SIKAP BAHASA
7.1. Pengertian tentang sikap
Sikap bahasa (language attitude) adalah peristiwa kejiwaan dan merupakan bagian dari sikap (attitude) pada umumnya. Untuk mengamati sikap dapat dilakukan antara lain lewat perilaku. Hubungan antara sikap dan perilaku hanyalah sebagian saja dari sekian jenis hubungannya dengan factor-faktor lain.
Menurut Lambert sikap itu terdiri dari tiga komponen yaitu:
1.      komponen kognitif
komponen kognitif adalah komponen sikap yang bertalian dengan proses berfikir, jadi bersifat mental.
2.      Komponen afektif
Komponen afektif adalah komponen sikap yang menyangkut masalah yang berhubungan dengan perasaan dan nilai rasa. Misalnya rasa senang dan tidak senang, baik dan buruk, suka dan tidak suka.
3.       Komponen konatif
Komponen konatif adalah komponen sikap yang merujuk kepada perilaku atau perbuatan sebagai “putusan akhir” kesiapan reaktif terhadap sesuatu keadaan.
Denan demikian maka jelas bahwa sikap tidak saja bukan satu-satunya factor penentu perilaku, tetapi juga bukan salah sato factor penentu yang paling dominan.
7.2. Sikap bahasa
Sikap bahasa juga merupakan peristiwa kejiwaan sehingga tidak dapat diamati secara langsung. Sikap  bahasa dapat diamati antara lain lewat perilaku berbahasa atau perilaku tutur. Sikap bahasa cenderung mengacu kepada bahasa sebagai system (langue), sedangkan perilaku tutur lebih cenderung merujuk kepada pemakaian bahasa secara konkret (parole).
7.3. sikap positif dan sikap negative
Menurut Dittmar (1976:181) pengertian sikap bahasa ditandai oleh sejumlah ciri-ciri yang antara lain meliputi :
1.      Pemilihan bahasa dalam masyarakat multilingual.
2.      Distribusi perbendaharaan bahasa.
3.      Perbedaan-perbedaan dialectal dan problem-problem yang timbul sebagai akibat adanya interaksi antara individu-individu.
Sikap positif akan mendorong setiap penutur untuk sejauh mungkin mengurangi atau menghilangkan sama sekali warna bahasa daerah atau dialeknya dan akan sangat menunjang usaha pembakuan bahasa Indonesia. Begitu pula sebaliknya jika seorang penutur tidak pernah berusaha mengurangi apalagi menghilangkan warna daerah atau dialeknya, maka sikap positif belum tampak dari padanya, meskipun penutur tersebut belum tentu mempunyai sikap negative terhadap bahasa Indonesia dan usaha pembakuan bahasa Indonesia.
Sikap bahasa setidaknya mengandung tiga ciri pokok yaitu:
1.      Kesetiaan bahasa
Kesetiaan bahasa adalah sikap yang mendorong suatu masyarakat tutur mempertahankan kemandirian bahasanya.
2.      Kebanggaan bahasa
Kebanggaan bahasa adalah sikap yang mendorong seseorang atau kelompok orang menjadikan bahasanya sebagai lambing identitas pribadi atau kelompoknya.
3.      Kesadaran akan adanya norma bahasa
Kesadaran adanya norma bahasa adalah sikap yang mendorong penggunaan bahasa secara cermat, korek, santun, dan layak.
Untuk menanamkan sikap setia-bahasa, bangga-bahasa, dan sadar-norma bahasa, jalan yang harus ditempuh adalah dengan pendidikan bahasa yang pelaksanaannya didasarkan atas asas-asas pembinaan kaidah dan norma bahasa disamping norma-norma sosiolinguistik dan norma-norma budaya yang hidup di dalam masyarakat pemakai bahasa yang bersangkutan.

Rabu, 23 Desember 2015

Tata Cara Menulis Makalah



1.      Definisi Makalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, makalah diartikan dalam dua hal. Yang pertama adalah tulisan resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka umum di suatu persidangan dan yang sering disusun untuk diterbitkan. Yang kedua didefinisikan sebagai karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi.
2.      Karakteristik sebuah Makalah
·Makalah membahas atau menelaah suatu kajian literatur yang sudah ada atau dari laporan pelaksanaan kegiatan lapangan.
·         Makalah umumnya dibuat untuk dipresentasikan pada suatu seminar, sidang, atau diskusi.
·         Bagian pokok yang harus ada pada makalah adalah Pendahuluan, Isi, dan Kesimpulan.

3.      Kategori Makalah

1.      Makalah Deduktif yaitu makalah yang didasarkan pada kajian teoritis yang relevan dengan permasalahan yang dibahas
2.      Makalah Induktif adalah makalah yang ditulis berdasarkan data empiris yang bersifat objektif berdasarkan apa yang diperoleh dari lapangan namun tetap relevan dengan pembahasan
3.      Makalah Campuran yaitu makalah yang disusun atau ditulis berdasarkan kajian toritis dan data empiris. artinya makalah campuran ini adalah penggabungan antara makalah deduktif dan makalah induktif. Pada makalah campuran dapat dibagi lagi menjadi 6 jenis:
a.       Makalah Ilmiah - makalah ini biasanya membahas permasalahan yang ditulis dari hasil studi ilmiah dan jenis makalah ini tidak berdasarkan pendapat atau opini dari penulis yang bersifat subyektif
b.      Makalah Kerja - biasanya makalah ini diperoleh dari hasil sebuah penelitian dan memungkinkan seorang penulis makalah tersebut berargumentasi dari permasalahan yang dibahas yang didapatkan dari sebuah proses penelitian dan itu artinya opini yang bersifat subyektif dari penulis lebih memungkinkan pada makalah jenis ini
c.       Makalah Kajian - isi dari makalah ini biasanya sebagai sarana pemecahan suatu masalah yang bersifat kontroversial
d.      Makalah Posisi - istilah ini digunakan untuk karya tulis yang disusun atas permintaan suatu pihak yang fungsinya sebagai alternatif pemecahan masalah yang kontroversial. Prosedur pembahasan dan penulisannya dilakukan secara ilmiah
e.       Makalah Analisis - sifat dari makalah ini adalah obyektif-empiris
f.       Makalah Tanggapan - biasanya makalah ini sering dijadikan sebagai tugas mata kuliah bagi mahasiswa yang isinya merupakan reaksi terhadap suatu bacaan

4.      Petunjuk Pembuatan Makalah

1.      Pemilihan Topik

Topik adalah tema pembuatan makalah. Topik dapat pula diperoleh dari uraian latar belakang masalah. Latar belakang adalah sebab mengapa sebuah penelitian dilakukan atau alasan makalah ditulis. Sedangkan tema akan muncul karena adanya sebab pada latar belakang. Pemilihan topik harus menarik serta mencakup berbagai kajian ilmu yang memasyarakat. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah tersebut sesuai dengan ilmu yang dibutuhkan. Topik yang biasanya digunakan dalam penulisan makalah antara lain berkutat pada bidang akademis atau mata pelajaran dibangku sekolah seperti Sejarah, Agama, TIK, Kesehatan, Biologi, Geografi, Ekonomi, PKN, Fisika, dan Kewirausahaan. Sebagai tambahan pertimbangan, Kusmarwanti, M.Pd menyarankan ada 4 hal yang harus Anda sesuaikan dalam menentukan sebuah topik makalah.
·         Kemampuan Anda dalam menguasai teori/kajian masalah
·         Ketersedian bahan pendukung, referensi dan literatur lain yang dapat Anda akses
·         Kesan menarik dan unik dari topik Anda.
·         Seberapa besar manfaat dari makalah yang Anda terbitkan secara umum

2.      Pemilihan Bahasa

Dalam penulisan sebuah makalah, perlu diperhatikan juga mengenai penulisan serta bahasa yang digunakan. Makalah biasanya menggunakan bahasa baku atau sesuai ejaan yang disempurnakan.
Ketentuan penulisan makalah untuk cakupan internasional, harus menggunakan Bahasa Inggris agar dapat diterima juga secara internasional. Berbeda dengan penulisan untuk kalangan dalam negeri (Indonesia) harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan EYD yang berlaku saat ini. Perlu Anda ketahui pula bahwa EYD biasanya disempurnakan setiap beberapa tahun. Pemilihan bahasa serta penulisan makalah yang baik dan benar akan ikut menentukan bobot kualitas dari makalah yang Anda tulis. Jadi hal ini penting juga untuk diperhatikan. Pemilihan kata juga dirasa penting agar pembaca mampu memahami dengan baik maksud yang ingin Anda sampaikan dalam makalah. Hal ini akan menghindarkan dari kemungkinan adanya salah tafsir atau minim pemahaman terhadap esensi makalah Anda.  Pemilihan kata harus dengan bahasa baku atau ilmiah serta tepat sasaran, tidak bertele-tele namun tetap informatif. Akan lebih baik apabila setiap penjelasan yang Anda tulis disertai dengan contoh yang konkret sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya.

3.      Susunan Kerangka Makalah

1.      Cover
Cover/Sampul makalah memuat judul makalah serta nama penulis, logo lembaga/institusi, tempat dan tahun terbit. Nama penulis ditulis dengan jelas, nama asli dan nama lengkap tanpa disingkat serta tanpa menyebutkan gelar. Alamat penulis memuat nama instansi atau lembaga tempat penulis bekerja atau menempuh jenjang studi (universitas). Tahun terbit adalah tahun pada saat makalah telah selesai penelitian dan penulisannya kemudian diterbitkan untuk umum.
Judul pada halaman cover atau sampul menggunakan huruf kapital yang dicetak tebal dengan menggunakan jenis huruf Times New Roman dengan besar font sebesar 14, ditulis dengan pengaturan layout center (rata tengah). Untuk penulisan nama penulis dan tidak diperlukan huruf kapital untuk semua kata, cukup huruf kapital di awal kata. Namun untuk penulisan keterangan nama instansi atau jenjang pendidikan menggunakan huruf kapital dengan dicetak tebal.
Judul yang ditampilkan harus judul yang jelas, informatif, singkat namun menjelaskan isi dari penelitian dalam makalah tersebut. Anda tidak dianjurkan menuliskan judul makalah misalnya “Laporan Penelitian Kajian Sosial di Masyarakat”, Anda harus menjelaskan lebih spesifik pada judul Anda tersebut, yaitu misalnya “Pengaruh Budaya Patrilineal dalam kehidupan masyarakat Jawa” judul tersebut akan menginformasikan kepada pembaca, garis besar dari isi atau bahasan makalah Anda. 
2.      Abstrak
Abstrak ditulis dalam dua bahasa atau dua versi, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Untuk penulisan dalam Bahasa Indonesia Anda tidak diperbolehkan menulis lebih dari 250 kata, sedangkan dalam Bahasa Inggris Anda tidak diperbolehkan menulis lebih dari 200 kata. Abstrak dapat berisi ringkasan atau bahasan pokok dari makalah, tujuan penelitian, metode penelitian, hipotesa, serta sedikit rangkuman hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan. Jika Anda ingin menerbitkan makalah Anda pada skala internasional, maka Anda harus meletakkan abstract pada halaman utama atau halaman awal sebelum abstrak dalam Indonesia. Begitu juga jika ingin menerbitkan makalah dengan sasaran utama skala nasional, maka Anda harus menulis abstrak dalam Bahasa Indonesia pada halaman awal, baru kemudian abstract dalam Bahasa Inggris pada halaman berikutnya. Penulisan abstrak menyesuaikan tujuan dan sasaran Anda membuat makalah Anda tersebut. Kata kunci menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, yaitu menyesuaikan bahasa yang digunakan pada abstrak. Jika abstrak dalam Bahasa Indonesia, maka kata kunci harus dalam Bahasa Indonesia. Sebaliknya jika abstract menggunakan penulisan dalam Bahasa Inggris, maka kata kunci harus dalam Bahasa Inggris (keywords). Kata kunci terdiri tidak lebih dari 3 sampai 5 kata. Kata kunci ditempatkan di bawah penulisan abstrak. Pada intinya, penulisan abstrak harus disesuaikan dengan tema dan tujuan penulisan makalah itu sendiri. Sedangkan kata kunci merangkum apa yang tertulis di dalam abstrak serta makalah penelitian Anda.
3.      Daftar Isi
Daftar isi memuat informasi halaman dari isi makalah. Setiap bab dan sub-bab dalam makalah diberikan keterangan halaman agar memudahkan pembaca menemukan bahan yang akan dibaca. Daftar isi juga memuat daftar gambar dan daftar tabel (jika ada).
4.      Kata Pengantar
Kata pengantar mencakup isi dari keseluruhan esensi makalah, yaitu membahas isi makalah secara menyeluruh namun umum. Hal ini perlu dilakukan agar pembaca mempunyai pandangan umum arah dari penelitian dalam makalah Anda tersebut. Biasanya pada kata pengantar, penulis juga mencantumkan ucapan syukur kepada Tuhan YME, serta ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu proses penyelesaian makalah.
Dalam kata pengantar penulis juga dapat menjabarkan penjelasan waktu penulisan makalah, tempat penelitian, serta pihak-pihak yang menjadi mentor penulis dalam menyelesaikan makalah baik individu, instansi maupun lembaga-lembaga tertentu yang terlibat dan memberikan sumbangsih. Di akhir kata pengantar, penulis juga diperbolehkan menuliskan harapan penulisan makalah tersebut, manfaat bagi pembaca, kemudian penulis juga menerima masukan berupa kritik dan saran dari pembaca. Serta pencantuman nama lengkap penulis, tempat dan tanggal atau tahun (waktu) penulisan makalah tersebut namun tanpa dibubuhi tanda tangan.
5.      Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bahasan awal topik penelitian di dalam makalah yang disusun oleh dan dari sudut pandang penulis. Pendahuluan tidak perlu ditulis secara luas, cukup cakupan luarnya saja asalkan sudah mencakup esensi umum dari makalah Anda. Pendahuluan dapat dijelaskan secara umum dan singkat namun tujuan dan maknanya jelas. Pendahuluan dapat menjelaskan tentang pokok permasalahan awal yang ditemui. Permasalahan disini yang dimaksud adalah masalah yang ditemukan dan ingin diteliti dalam makalah Anda tersebut. Di dalam bab pendahuluan, mencakup bab-bab penting dalam penelitian makalah. Biasanya di dalam pendahuluan terdapat tiga poin penting yang menjadi sub-bab nya yaitu Latar Belakang, Rumusan Masalah, dan Tujuan Pembahasan.
6.      Latar Belakang
Latar belakang menjelaskan secara umum permasalahan yang ditemukan, serta mengapa masalah tersebut perlu untuk diteliti kemudian di analisa dalam sebuah makalah. Latar belakang ditulis sejelas-jelasnya dengan penjelasan yang umum dan mudah dimengerti. Dapat pula dijelaskan dari awal hal yang ingin diteliti menjadi masalah yang perlu untuk dianalisis.
Latar belakang juga menjelaskan fakta-fakta, data-data, temuan penelitian sebelumnya, dan referensi yang penulis temukan, yaitu alasan yang membuat peneliti ingin meneliti hal tersebut. Penulis juga mengemukakan pendekatan serta landasan teori yang bisa digunakan untuk menelaah permasalahan yang ditemukan, yaitu dilihat dari sudut pandang teoritis.
Latar belakang ditulis dengan metode piramida terbalik, yaitu mengerucut ke bawah. Pada awalnya penulis menjelasakan secara luas dan umum gambaran permasalahan kemudian lama-kelamaan dikerucutkan menjadi poin permasalahan krusial, objek, serta ruang lingkup yang ingin diteliti.
7.      Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi pokok masalah yang ditemukan. Biasanya rumusan masalah sangat singkat dan padat, tidak lebih dari satu paragraf serta berisi poin-poin pertanyaan atau masalah yang akan diteliti. Poin pertanyaan biasanya antara 2 sampai 3 pertanyaan. Rumusan masalah merupakan hasil pengerucutan dari bahasan pada latar belakang yang telah diulas sebelumnya. Cara membuat rumusan masalah yang baik adalah mengerucutkan permasalahan melalui cara penyempitan kajian permasalahan yang begitu luas dan umum, menjadi masalah yang sangat khusus, spesifik dan menjurus, serta ditulis dalam bentuk pertanyaan yang kemudian akan diteliti dalam penelitian. Tujuan penulisan rumusan masalah sanagt penting, yaitu alasan dari dilakukannya penelitian dalam makalah tersebut. Rumusan masalah juga berfungsi sebagai pedoman atau penentu arah penelitian, penentu metode dan teori yang akan diambil untuk digabungkan sebagai landasan teori dalam penelitian, serta memudahkan peneliti untuk menentukan sampel dan populasi penelitian.
8.      Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan berisi manfaat dari penelitian yang dilakukan. Pada dasarnya manfaat ini ditujukan untuk pembaca. Manfaat diperoleh jika telah menemukan hasil atau kesimpulan dari permasalahan dan konfirmasi dari hipotesa awal. Tujuan pembahasan biasanya ditulis secara singkat namun menggambarkan serta mendeskripsikan manfaat penelitian kepada pembaca. Tujuan pembahasan dibagi menjadi dua, tujuan fungsional dan tujuan individual. Tujuan fungsional lebih ditujukan kepada instansi yang terkena imbas dari hasil penelitian makalah yang Anda buat, yaitu manfaat penelitian Anda diharapkan mampu menjadi landasan mengambil kebijakan atau keputusan. Tujuan individual manfaatnya lebih kepada individu, yaitu menambah ilmu pengetahuan, pengenalan, serta pengalaman baru terhadap kajian yang belum diteliti sebelumnya. Tujuan pembahasan juga memiliki manfaat penelitian kepada penulis, yaitu menambah kaidah wawasan penulis.
9.      Isi
Isi berisi uraian pokok dari topik makalah. Isi menjelaskan tentang permasalahan, penelitian yang dilakukan, metode penelitian, tempat penelitian, sasaran penelitian, serta penjabaran hasil data-data yang diperoleh di lapangan. Data yang diperoleh bisa merupakan data kualitatif, data kuantitatif, maupun mixed methods. Jika data dilakukan dengan proses wawancara, maka penulis bisa mencantumkan kutipan hasil pembicaraan dengan orang yang di wawancara atau narasumber tersebut. Namun jika data penelitian berupa data kuantitatif dapat mencantumkan hasil penelitian berupa daftar tabel berisi angka atau hal-hal yang bersifat numerik. Metode penelitian dapat dilakukan dengan metode survey, wawancara, dan pengamatan serta pengambilan data di lapangan. Isi menjelaskan tentang definisi dan landasan teori, ulasan materi, penyelesaian masalah, serta solusi atau hasil penelitian.
10.  Kesimpulan
Kesimpulan merupakan penjabaran dari hasil penelitian yang diperoleh. Hasil penelitian diperoleh dari analisis rumusan masalah yang ditemukan kemudian dianalisis menggunakan teori dan metode penelitian yang dilakukan, sehingga diperoleh kesimpulan penelitian. Kesimpulan bisa sesuai dengan hipotesa namun bisa juga tidak sesuai dengan hipotesa awal sehingga muncul sebuah kesimpulan baru dari rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya. Kesimpulan juga menjabarkan apakah penelitian yang dilakukan telah menjawab rumusan masalah atau masih diperlukan penelitian lanjutan.
11.  Saran
Saran lebih ditujukan penulis kepada pembaca. Saran diperoleh dari kesimpulan penelitian untuk lebih dikembangkan kembali, ditindaklanjuti, maupun diterapkan. Saran berisi manfaat penelitian kepada pembaca berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh kemudian diharapkan agar dilaksanakan atau diterapkan oleh pembaca. Tujuan atau harapannya adalah agar pembaca mampu menerapkan atau menggunakan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dalam aplikasinya secara langsung di masyarakat baik secara teoritis maupun praktis.
12.  Penutup
Penutup berisi harapan penulis kepada pembaca yaitu berharap agar penelitian tersebut bermanfaat kepada pembaca. Penulis juga memberikan kesan dan pesan serta ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang mendukung penulis atas kontribusi nya untuk menyelesaikan makalah penelitian. Penutup juga menjelaskan kekurangan serta kelebihan dalam penulisan makalah penelitian.
13.  Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi daftar referensi-referensi yang dicantumkan atau dipergunakan dalam penyusunan makalah. Daftar pustaka berisi paling sedikit 25 referensi, bisa dari jurnal, maupun buku. Penulisan daftar pustaka harus disusun secara sistematis serta diurutkan secara sistematis berdasarkan abjad/alfabetis menurut nama pengarang.
Daftar pustaka terdiri atas nama pengarang, tahun terbit publikasi, judul publikasi, serta tempat terbit dan penerbit. Pengaturan penulisan nama dalam daftar pustaka adalah dengan ketentuan nama keluarga harus ditulis terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh nama panggilan.
Jika daftar pustaka yang digunakan ditulis oleh nama pengarang yang sama namun beda waktu atau tahun penerbitan yang berbeda, maka yang harus ditulis terlebih dahulu adalah terbitan yang pertama. Namun jika nama pengarang sama, dan diterbitkan dalam tahun yang sama, maka ketentuan nya adalah nama pengarang disusun dengan membedakan tahun terbit dengan huruf abjad. Penulisan nama lengkap pengarang, hanya untuk item pertama, sedangkan item berikutnya sudah cukup dengan diberi tanda: ------- (strip dengan jumlah antara lima atau tujuh secara berkelanjutan).

4.      Format Cetak

·         Ukuran Kertas yang diperbolehkan dalam penulisan makalah adalah ukuran kertas A4.
·         Jenis Font dalam penulisan makalah menggunakan jenis font Arial dengan Ukuran Font 10.
·         Margin Halaman. Pada penulisan makalah, untuk sebelah kiri menggunakan margin 4. Sedangkan untuk atas, kanan serta bawah menggunakan margin 3.
·         Spasi yang umumnya digunakan adalah spasi 1, namun beberapa perguruan tinggi memperbolehkan spasi ganda atau spasi 2.
·         Penomoran. Cover/ Sampul Makalah tidak memiliki nomor halaman, kemudian Daftar isi, Kata pengantar, Daftar Gambar/tabel yang diberi format nomor Romawi (i ii iii iv dst), kemudian baru pada Bab 1 hingga lampiran menggunakan format nomor biasa (1 2 3 dst).
·         Judul makalah tidak perlu diawali dengan kata penelitian/analisis/ studi kecuali inti dari yang dikaji adalah sebuah penelitian/analisis/studi literatur lain.
·         Format Gambar, Tabel dan Grafik.
Format gambar harus diberi nomor berurutan, kemudian jika gambar diberi judul, judul tersebut tidak boleh melebihi sepuluh kata dalam satu gambar. Letak judul pada gambar adalah berada di bawah gambar tersebut. Format tabel adalah hanya menggunakan garis horisontal. Tabel juga harus diberikan penomoran secara berurutan serta judul tabel tidak boleh melebihi 10 kata. Berbeda dengan format gambar, kali ini judul tabel diletakkan diatas tabel dengan penulisan semua huruf kecil kecuali pada huruf pertama di awal kata. Huruf pertama ditulis menggunakan huruf kapital.
·         Cara Mengutip. Pengaturan atau tata cara mengutip jika kutipan tersebut pendek atau hanya satu kalimat adalah kutipan tersebut langsung diletakkan pada kalimat tersebut kemudian ditambahkan tanda petik serta ditulis nama penulis dan tahun publikasinya. Namun jika kutipan tersebut terdiri dari kalimat yang panjang atau banyak, maka kutipan tersebut (biasanya dalam bentuk paragraf) harus diketik dengan jenis huruf serta font yang berbeda daripada jenis font dan ukuran huruf makalah utama. Letak kutipan tersebut juga diatur sedemikian rupa sehingga terletak agak terpisah dari paragraf utama bahasan makalah.
·         Catatan Kaki (footnotes) merupakan sebuah penjelasan tentang sesuatu yang dinyatakan dalam teks artikel. Penjelasan atau catatan kaki ini ditulis di bagian bawah halaman dan diberi nomor footnotes tapi letaknya tetap di halaman yang sama dengan sesuatu yang dinyatakan.Nomor footnote agak diangkat sedikit di atas baris biasa, tetapi tidak sampai setinggi satu spasi. Biasanya catatan kaki ada karena 4 hal ini.
1.      Keterangan khusus atau tambahan penting, tetapi tidak dimasukkan dalam teks karena uraiannya akan menyimpang dari garis besar karya ilmiah atau karena uraiannya akan bersifat berlarut-larut dan di luar konteks
2.      Komentar khusus mengenai bagian yang bersangkutan dalam teks
3.      Kutipan yang akan mengganggu kelancaran penyajian uraian bila dimuat dalam teks
4.      Penunjuk sumber yang diberi komentar tambahan    

5.      Tahap Penulisan Makalah

Selain memahami pemilihan topik dan format pembuatan makalah lainnya ada baiknya Anda melihat tahapan yang kami sarankan untuk menulis sebuah makalah hingga sukses sampai dipublikasikan. Dengan adanya tahapan ini akan memudahkan Anda mempercepat proses pembuatan makalah dengan kualitas yang tetap optimal. Karena bagi sebagian orang yang sedang mengerjakan tugas makalah, ancaman terbesar biasanya adalah ketepatan waktu. Namun cara belajar setiap orang terkadang tidak sama, Anda tidak perlu mengikuti secara baku tahapan-tahapan berikut jika dirasa terlalu banyak memakan waktu.
1.      Tahap Persiapan
·         Pemilihan topik
·         Perumusan tujuan
·         Identifikasi pembaca
·         Tentukan batasan isi materi
·         Tentukan judul makalah
·         Kumpulkan literatur dan bahan pendukung yang terpercaya
·         Lakukan wawancara narasumber jika perlu
·         Buat ringkasan kecil dari bahan materi yang terkumpul
·         Catat kutipan dan kata sulit
2.      Tahap Penulisan Draft
·         Buat tulisan kasar ke dalam setiap susunan makalah
·         Lakukan perumusan masalah dan kesimpulan
3.      Tahap Revisi
·         Pemeriksaan ide  apakah sesuai topik dan tujuan,apakah melewati batas pembahasan atau tidak.
·         Pembahasan apa yang kurang mendetail.
·         Penyesuaian dengan kebutuhan dan kejelasan penjabaran untuk pembaca.
·         Tambahkan reaksi dan masukan dari orang lain yang membaca.
4.       Tahap Penyuntingan
·         Perhatikan kembali aspek mekanik seperti huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda Baca, istilah, kosakata, format karangan.
·         Gunakan sedikit metafora, irama, atau kiasan untuk memberikan gaya tulisan Anda.
5.      Tahap Publikasi
·         Perhatikan cover, footer dan header jika perlu untuk disesuaikan dengan media publikasi yang akan kita tuju.
·         Konsultasikan dengan pembimbing atau orang yang ahli di bidang yang sama.
·         Buat versi presentasi dari makalah Anda jika diperlukan.
Sumber : http://www.ciputra-uceo.net/blog/2015/2/5/contoh-makalah-mahasiswa-yang-benar-beserta-pedoman-pembuatan-makalah