BAHASA SLANG PADA KOMUNITAS CREMBOL DI BANARAN
Oleh:
Nama : Aditya Denny Sundoro
NIM : 2601413085
Rombel : 3
Mata Kuliah : Sosiolinguistik
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
Nama : Aditya Denny Sundoro
NIM : 2601413085
Rombel : 3
Mata Kuliah : Sosiolinguistik
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan. Di dalam sosiolinguistik terdapat variasi bahasa yang diantaranya adalah bahasa slang. Variasi bahasa adalah ragam bahasa. Bahasa slang adalah bahasa yang digunakan oleh sekelompok orang tertentu dan yang memahami adalah orang tertentu itu tersebut. Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas crembol adalah komunitas anak muda daerah Banaran, Gunungpati. Banaran adalah salah satu dukuh di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Komunitas Crembol mempunyai bahasa slang yang hanya dipahami oleh anggota komunitas Crembol Sendiri.
1. Bagaimana bahasa slang yang digunakan oleh komunitas crembol ?
2. Bagaimana keunikan bahasa yang digunakan oleh komunitas crembol ?
1.3 Manfaat Penelitian
1. Dapat memahami bahasa slang yang digunakan oleh komunitas crembol
2. Dapat mengetahui keunikan bahasa yang digunakan oleh komunitas crembol
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi penyelesaian tugas akhir pada mata kuliah Sosiolinguistik serta memahami bahasa slang pada komunitas Crembol.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Bahasa
Studi bahasa adalah suatu bidang studi yang sifatnya multidisipliner, di samping sebagai disiplin tersendiri, studi bahasa banyak melibatkan disiplin-disiplin ilmu pengetahuan yang lain. Sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan. Sosiolinguistik menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakaiannya di dalam masyarakat. Pemakaian bahasa (language use) adalah bentuk interaksi social yang terjadi dalam situasi kongkret. Sebagai gejala social, bahasa dan pemakaian bahasa tidak hanya ditentukan oleh factor-faktor linguistic tetapi juga factor-faktor nonlinguistic yaitu factor social dan factor situasional. Factor social antara lain: status social, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, dan jenis kelamin. Sedangkan factor situasional antara lain: siapa berbicara dengan bahasa apa. Kepada siapa, kapan, dimana, dan mengenai masalah apa. Adanya factor social dan situasional mempengaruhi pemakaian bahasa maka timbulah variasi-variasi bahasa.
2.2 Variasi Bahasa
Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri
Variasi bahasa menunjukkan bahwa bahasa atau lebih tepatnya pemakaian bahasa itu bersifat aneka ragam (heterogen). Sosiolinguistik menyoroti keseluruhan masalah yang berhubungan dengan organisasi social perilaku bahasa, tidak hanya mencakup pemakaian bahasa saja, melainkan juga sikap-sikap bahasa, perilaku terhadap bahasa dan pemakaian bahasa. Variasi Bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Dalam hal variasi bahasa ini ada dua pandangan. Pertama, variasi itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Kedua pandangan ini dapat saja diterima ataupun ditolak. Yang jelas, variasi bahasa itu dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan didalam masyarakat sosial. Namun Halliday membedakan variasi bahasa berdasarkan pemakai (dialek) dan pemakaian (register). Berikut ini akan dibicarakan variasi-variasi bahasa tersebut, dimulai dari segi penutur ataupun dari segi penggunanya.
1. Variasi dari Segi Penutur
a. idiolek, merupakan variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Setiap orang mempunyai idiolek masing-masing. Idiolek ini berkenaan dengan “warna” suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat, dsb. Yang paling dominan adalah warna suara, kita dapat mengenali suara seseorang yang kita kenal hanya dengan mendengar suara tersebut Idiolek melalui karya tulis pun juga bisa, tetapi disini membedakannya agak sulit.
b. dialek, yaitu variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada di suatu tempat atau area tertentu. Bidang studi yang mempelajari tentang variasi bahasa ini adalah dialektologi.
c. kronolek atau dialek temporal, yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Sebagai contoh, variasi bahasa Indonesia pada masa tahun tiga puluhan, lima puluhan, ataupun saat ini.
d. sosiolek atau dialek sosial, yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan dan kelas sosial para penuturnya. Dalam sosiolinguistik variasi inilah yang menyangkut semua masalah pribadi penuturnya, seperti usia, pendidikan, keadaan sosial ekonomi, pekerjaan, seks, dsb. Sehubungan dengan variasi bahasa yang berkenaan dengan tingkat, golongan, status, dan kelas sosial para penuturnya disebut dengan prokem.
2. Variasi dari Segi Pemakaian
Variasi bahasa berkenaan dengan penggunanya, pemakainya atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam atau register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan dan sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Misalnya, bidang sastra, jurnalistik, pertanian, militer, pelayaran, pendidikan, dsb.
3. Variasi dari Segi Keformalan
Menurut Martin Joos, variasi bahasa dibagi menjadi lima macam gaya (ragam), yaitu ragam beku (frozen); ragam resmi (formal); ragam usaha (konsultatif); ragam santai (casual); ragam akrab (intimate). Ragam beku adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan dalam situasi khidmat dan upacara resmi. Misalnya, dalam khotbah, undang-undang, akte notaris, sumpah, dsb. Ragam resmi adalah variasi bahasa yang digunakan dalam pidato kenegaraan, rapat dinas, ceramah, buku pelajaran, dsb.
Ragam usaha adalah variasi bahasa yang lazim digunakan pembicaraan biasa di sekolah, rapat-rapat, ataupun pembicaraan yang berorientasi kepada hasil atau produksi. Wujud ragam ini berada diantara ragam formal dan ragam informal atau santai.
Ragam santai adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang dangan keluarga atau teman pada waktu beristirahat, berolahraga, berekreasi, dsb. Ragam ini banyak menggunakan bentuk alegro, yakni bentuk ujaran yang dipendekkan.
Ragam akrab adalah variasi bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab, seperti antar anggota keluarga, atau teman karib. Ragam ini menggunakan bahasa yang tidak lengkap dengan artikulasi yang tidak jelas.
4. Variasi dari Segi Sarana
Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan dan tulis atau juga ragam dalam berbahasa dengan menggunakan sarana atau alat tertentu, misalnya bertelepon atau bertelegraf.
2.3 Bahasa Slang
Slang adalah ragam bahasa tidak resmi dan belum baku yang sifatnya musiman. Biasanya digunakan oleh kelompok sosial tertentu untuk berkomunikasi internal agar yang bukan anggota kelompok tidak mengerti. Slang diciptakan dari perubahan bentuk pesan linguistik tanpa mengubah isinya untuk penyembunyian atau kejenakaan. Slang merupakan transformasi sebagian dari suatu bahasa menurut pola-pola tertentu. Akar dari bahasa gaul adalah bahasa prokem. Bahasa prokem merupakan bahasa preman. Preman biasanya memakai bahasa prokem untuk berkomunikasi agar tidak diketahui oleh orang lain yang bukan komunitas preman tersebut. Dewasa ini, bahasa prokem tidak lagi menjadi bahasa “rahasia” melainkan menjadi bahasa gaul di suatu daerah atau komunitas tertentu. Berikut beberapa bentuk bahasa gaul yang sering ditemukan dalam percakapan sehari-hari:
1. Word Clipping
Suatu kata dipendekkan atau dipotong tanpa mengubah maknanya (misal: mike – microphone).
2. Onomatopoeia
Peniruan suara (misal: bang, boom, kukuruyuk).
3. Saying word from behind (malang’s prokem language)
Mengucapkan kata dengan membalikkan kata dari belakang ke depan (misal: ngalam – malang, uka – aku).
4. Menambahkan ‘F’ atau ‘S’ pada setiap suku kata (misal: afakufu mafaufu mafandifi – aku mau mandi)
5. Bahasa gaul selebritis (misal: sutralah – sudahlah, gue – aku, macan tutul – macet total,so what gitu lhoh)
6. Bahasa gaul kaum waria (misal: akika atau ike – aku, HIV – Hasrat Ingin Pipis, gaswat – gawat, makarena – makan)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Metode
Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode observasi dan wawancara.
1. Metode Observasi
Metode ini dilakukan oleh penulis dengan langsung terjun kelapangan, maksudnya penulis langsung melihat kegiatan dan tuturan dari anggota komunitas Crembol
2. Metode Wawancara
Metode ini dilakukan oleh penulis dengan mewawancarai pihak terkait yaitu Togok dan Brutus selaku anggota dari komunitas crembol.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 dan 20 Juni 2015 di Banaran
BAB IV
PEMBAHASAN
Banyak sekali sisi- sisi menarik dari bahasa yang dipakai berkomunikasi sehari-hari untuk diteliti. Sebagai sarana komunikasi bahasa dapat menyebarkan berbagai macam informasi. Bahasa dapat menghubungkan antarpemakainya tanpa batasan ruang dan waktu. Berbagai macam suasana; sedih, gembira, marah, santai ataupun serius dapat dideskripsikan melalui bahasa. Dari berbagai macam bentuk pemakaiannya, bahasa bahkan mampu mengungkapkan jati diri seseorang seperti; jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, hingga karakteristik penutur dan sebagainya.
Bahasa slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Variasi ini digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas dan tidak diketahui oleh kalangan di luar kelompok itu. Komunitas Crembol adalah salah satu contoh pengguna bahasa slang. Komunitas Crembol adalah sekumpulan anak-anak muda di daerah Banaran. mereka memiliki bahasa komunitas sendiri (slang) yang hanya dipahami oleh anggota komunitasnya agar percakapan mereka tidak dimengerti oleh orang lain di luar komunitasnya. Bahasa slang komunitas Crembol memiliki banyak istilah baru atau pemberian makna lain pada istilah umum yang sudah ada dengan cara mengambil kata secara asal tanpa memperhatikan kaidah pembentukan kata. Mereka mengambil kata secara utuh untuk digunakan sebagai kata baru dalam bahasa mereka namun telah terjadi pengubahan makna leksikal secara total, namun banyak pula kata yang tetap mengalami proses perubahan tanpa kaidah, misalnya pada kata – kata berikut:
1. CY yang dibaca CeYe yang artinya adalah congyang. Congyang adalah minuman keras khas dari Semarang
2. Tolik singkatan dari botol cilik yaitu congyang botol kecil
3. Noah yaitu towak
4. KL yang dibaca KaeL yaitu ciu
5. Kopi ireng yaitu congyang
6. Toldi singkatan dari botol gede yaitu congyang botol besar
7. Leci yaitu ciu
8. Gepengan putih yaitu vodka
Begitulah komunitas crembol bersama komunitasnya membentuk ragam bahasa slang agar bahasa mereka tidak dapat dimengerti oleh orang lain di luar komunitasnya. Berikut adalah contoh penggalan percakapan antara dua anggota komunitas crembol:
Togok : “ndes, tuku kopi ireng kono, pengen ki !”
Brutus : “tolik apa toldi?”
Togok : “tolik wae.”
Brutus : “campuri gepengan putih opo ora?”
Togok : “sembarang, san tuku KL mbe leci !”
Brutus : “kan wes ono CY mbek gepengan putih?”
Togok : “KL mbek lecine simpen kulkas kanggo sisuk meneh”
Marte : “wah, noahe wes main”
Argo : “ayo diombe bareng !”
Dialog ini terjadi ketika kedua anggota komunitas tersebut sedang saling berbicara tetapi dalam situasi bercanda. Variasi bahasa dari segi penuturnya, ini termasuk sosiolek khususnya slang karena hanya digunakan oleh komunitas Crembol saja.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh semua orang, baik dari kalangan atas maupun kalangan rendah. Itulah yang menyebabkan mengapa banyak sekali variasi dalam bahasa. Variasi bahasa adalah macam-macam bentuk bahasa yang berbeda. Variasi bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Bahasa slang adalah bahasa yang hanya diketahui oleh komunitas tertentu dan orang lain tidak mengerti. Komunitas Crembol mempunyai banyak bahasa slang yang tujuannya agar yang tau adalah anggota mereka sendiri.
5.2 Saran
Penulis melihat bahwa dalam pengerjaan dan penulisan tugas ini dirasa masih kurang sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik sekaligus saran dari pembaca untuk memperbaiki pekerjaan ini.
LAMPIRAN
Gambar 1. Jaket yang dipakai oleh Komunitas Crembol
Gambar 2. Jaket yang dipakai oleh komunitas Crembol
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 1994. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumarsono. 2014. Sosiolinguitik. Yogyakarta: SABDA dan Pustaka Pelajar.
Suwito. 1985. Sosiolinguistik Pengantar Awal. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Wikipedia. 2015. “Slang”. https://id.wikipedia.org/wiki/Slang. (diunduh tanggal 12 Juni 2015).
Wikipedia. 2015. “Ragam Bahasa”. https://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa. (diunduh tanggal 13 Juni 2015)
Wikipedia. 2015. “Komunitas”. https://id.wikipedia.org/wiki/Komunitas. (diunduh tanggal 13 Juni 2015).